Minggu, November 08, 2009

Maqam hati

Fitrah semula jadi hati adalah tempat bertumpunya rasa bertuhan dan rasa kehambaan manusia. Hati telah dilengkapi dengan berbagai instrumen untuk itu seperti penglihatan , pendengaran, perenungan, pemahaman, dan perasaan. Hati mampu untuk menembus cakrawala.


Namun perjalanan hidup tidaklah selurus itu. Hawa nafsu yang selalu menginginkan kelezatan, kenyamanan, kemudahan, popularitas, kepentingan diri selalu menghempus dan mempengaruhi hati. Kelaparan dan kehausan jasad jugs ikut mempengaruhi hati. Lama kelamaan rasa bertuhan dan rasa kehambaan itupun lenyap dan digantikan oleh rasa keduniaan, tskut lapar, takut mati. Itulah sebabnya ketika kepentingan dunia kita terganggu, rasa sakitpun muncul di hati. Hatipun merasa tenang jika dunia terasa sudah di tangan.


Maqam tertinggi hati sebenarnya adalah ketika hati sudah tak pedih lagi dengan hinaan, cacian, kekurangan fasilitas duniawi. Coba simak bait berikut yang ditulis oleh Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi.


"Hatiku tidak susah diwaktu aku di hina,
tidak bersedih diwaktu aku menderita.
Aku tidak sedih diwaktu aku disisihkan,
tidak menderita ketika aku dicacimaki dan difitnah.
Aku tahu itu semua penghapusan dosa"


Hati yang sudah kembali rasa bertuhan dan rasa kehambaannya tak gelisah lagi dengan segala kepentingan duniawi. Yang dia cemaskan adalah ketika hubungannya dengan Tuhan terganggu. Dia cemas kalau-kalau Tuhan berpaling darinya.


Lagi-lagi bait dari Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi:


"Tapi aku sedihkan dosa-dosa yang kulakukan,
Orang yang sepertiku ini sudah pasti tidak terlepas dari pandangan.
Aku sedihkan adalah kesalahan dan kesilafanku akan dosa-dosaku setiap hari memburuku.
Takut pintu syurga tertutup untukku, pintu neraka terbuka untukku"


Bagaiman menurut Anda?


Wallahu a'lam

Jumat, November 06, 2009

Perempuan?

Kaum lelaki sering iri dengan perempuan. Mengapa tidak? Perempuan dianugerahi Tuhan perasaan yang lebih sensitif. Ruhnya lebih halus. Akibatnya, rasa bertuhan dan rasa kehambaan lebih mudah menyentuh mereka sementara para lelaki harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan rasa itu. Akal,rasio, dan logika sering mengaburkan Tuhan dalam pandangan Laki-laki. Padahal rasa bertuhan dan rasa kehambaan merupakan aset terbesar hidup manusia. Sungguh, manusia yang paling beruntung di dunia adalah manusia yang memiliki kedua rasa itu. Laki-laki lebih sombong, angkuh, bahkan berani melawan Tuhan. Lihat Fir'aun, si lelaki penantang Tuhan.
 

Perasaan yang lebih sensitif pada perempuan memungkinkan mereka lebih menimbang rasa pada orang lain, lebih peka pada penderitaan orang lain, lebih iba melihat kesusahan orang lain. Itulah sebabnya mereka mudah mengulurkan kasih dan sayang. Lebih mudah memaafkan kesalahan orang. Sementara laki-laki lebih bebal, muka tembok, dan kadang-kadang lebih tidak tahu diri. Laki-laki lebih sulit meminta maaf dan memafkan. Lihat, hampir semua api peperangan di dunia dicetuskan oleh kaum laki-laki.
 

Anak-anak lebih dekat kepada ibu. Itu pasti. Kalau ada masalah pada anak, mereka akan mendatangi ibu-ibu mereka. Kalau ada konflik antara ibu dan ayah, anak-anak akan berpihak pada ibu. Sembilan bulan anak-anak terikat dengan rahim ibu mereka. Dua tahun berikutnya anak-anak meminum air susu ibu mereka. Laki-laki? Laki-laki hanya jadi panitia. Pantaslah kalau Rasulullah mengatakan bahwa surga ada di telapak kaki ibu. Maksudnya, anak-anak lebih nyaman dengan ibu dari pada dengan ayahnya.
 

Dan yang paling membuat laki-laki iri dengan perempuan adalah bahwa Tuhan menjadikan surga lebih dekat kepada perempuan. Untuk masuk surga seorang perempuan hanya dituntut mengerjakan yang wajib, meninggalkan yang haram, dan menta'ati suami. Bahkan dikabarkan bahwa do'a kaum perempuan akan mengguncangkan Arsy dan lebih mudah dikabulkan Tuhan. Malin Kundang berubah jadi batu karena do'a perempuan, yaitu ibunya.
 

Oh ya satu lagi yang membuat laki-laki iri. Perempuan tak usah payah-payah mengurus sendirian rumah tangganya. Dia bisa berbagi, sementara laki-laki mesti sendiri. Sendiri dan sendiri lagi. Aduh kacian deh laki-laki….
 

Bagaimana menurut Anda?
 

Wallahu a'lam.
 

Kamis, November 05, 2009

Bila istri jadi wanita ruh

Mungkin ada suami yang khawatir, 'Apa jadinya istri saya setelah menjadi perempuan ruh?" Mungkin dalam hatinya terpikir apakah istrinya nanti akan kembali lengkap dengan wajah, rupa, sosok yang selama ini dikenalnya, atau akan kembali dengan sosok yang jauh berbeda. "Apakah ia akan kembali tanpa jasad atau jasad yang sudah berubah yang disesuaikan dengan rasa hatinya yang terkini? Itu soal jasad fisik. Selain itu, tentu ada juga yang berpikir apakah istrinya nanti tak akan lagi memiliki nafsu dan akal.

"Perempuan ruh" sesungguhnya hanyalah satu istilah untuk menunjukkan sosok perempuan yang rohnya telah dibersihkan dan disucikan. Ruhnya telah dikembalikan kepada fitrah semula jadi penciptaannya. Kini ruhnya menjadi ruh yang merdeka, bebas, dan bahkan bisa terbang kemana-mana. Bahkan ruh dari 'perempuan ruh" akan mampu menerbangkan jasadnya.

Waktu akan wafat, Rasululullah SAW pernah berpesan, "Annisa'…., annisa'!" Pesan itu bermakna, "Jagalah perempuan, jagalah perempuan!". Begitu pedulinya Rasulullah tentang perempuan, sampai-sampai di akhir hayat, beliau masih menyempatkan menyampaikan wasiat itu. Pastilah itu wasiat yang sangat penting yang tak boleh diabaikan begitu saja.

Rasulullah pernah mengingatkan kita bahwa sesungguhnya perempuan itu terbuat dari tulang rusuk laki-laki. Jika dibiarkan tanpa pimpinan, ia akan terus bengkok . Tapi jika diluruskan secara paksa dan keras, ia akan patah. Rasulullah juga mengingatkan bahwa dibandingkan dengan laki-laki, pengaruh hawa nafsu perempuan terhadap hatinya sembilan kali dibandingkan dengan laki-laki sementara pengaruh akalnya hanya sepersembilan dari lakik-laki. Artinya, hati perempuan lebih condong kepada pengaruh hawa nafsu dibandingkan dengan akal. Kenyataannya memang kita melihat perempuan lebih bersifat emosional dalam melihat sesuatu.

Tapi Mahahebat Tuhan. Tuhan ciptakan manusia berpasangan. Perempuan harus hidup dengan seorang laki-laki yang dengan laki-laki itu mereka akan saling berbagi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kekurangan potensinya dari sisi rasional akan disempurnakan oleh akal suaminya. Kelebihannya dari sisi emosional akan menutupi kekurangan suaminya.

Kini istri sedang mengikuti proses pengembalian fitrah perempuan di baqwah bimbingan guru mursyid. Proses ini pastilah proses yang tidak mudah. Ada dua sebab. Pertama, kenyataan bahwa ruh bersifat ghaib. Hanya orang yang diberi jalan untuk itu saja yang bisa melakukan penempaan ruh. Kedua, pengaruh hawa nafsu yang telah berurat berakar sehingga telah menggeser cahaya fitrah dari tampuknya. Hal kedua inilah yang sering membuat kita kadang-kadang sering salah tebak dengan "curahan hati". Kita mengira itu berasal dari suara fitrah, padahal sebenarnya itu adalah letupan hawa nafsu yang telah bersarang di hati.

Kalau proses pengembalian ruh perempuan ini benar-benar berhasil, maka para suami akan melihat istri-istri akan kembali pulang dengan sosok yang sangat berbeda.

Istri akan menjadi lebih taat kepada suami. Mengapa? Fitrah perempuan diciptaakan sebagai makmum kepada suaminya. Banyak sebab luaran yang telah menggeser fitrah ini sehingga banyak istri hanya memandang laki-laki yang di rumahnya itu hanyalah seorang suami saja. Tidak sepenuhnya kesalahan perempuan. Sering-sering ini justru dipicu oleh sikap suami yang lebih pantas sebagai makmum.

Sesungguhnya lelaki itu adalah pemimpin perempuan. Di rumah, selain sebagai pemimpin ia merangkap sebagai suami. Peran sebagai pemimpin nampaknya telah lama tertutup. Yang nampak hanyalah peran sebagai suami. Karena itu kita lihat betapa mudahnya istri memasamkan muka kepada suaminya. Ia lupa bahwa ia memasamkan muka kepada pemimpin ynag dilantik Tuhan.

Istri akan menjadi sumber kasih sayang dalam rumah tangga. Alangkah indahnya kasih sayang itu. Alangkah hausnya kita dengan kasih sayang itu. Sayang sekali, kasih sayang sudah tidak ada di mana-mana sehingga repaotlah orang mencarinya kemana-mana. Padahal, sumber kasih sayang itu ada di rumah, yaitu pada ruh istri. Hawa kebendaan yang menyelimuti ruh istri telah menutupi pancaran kasih sayang itu sehingga rumah tangga menjadi gersang. Persatuan dalam rumah tak bisa diwujudkan karena tak ada tali yang mengikat, yaitu kasih sayang. Perempuan ruh akan menjadi resource kasih sayang yang tak habis-habisnya.

Istri akan menjadi sayap kiri perjuangan. Perempuan ruh akan menempatkan dirinya sebagai pemangkin semangat juang suaminya. Suami yang telah kehilangan harapannya akan kembali bersinar karena ia tak dilepas berjuang sendirian. Istri akan mendampinginya.

Istri akan menjadi fondasi penegakan syariat di dalam rumah tangga. Rasa takut dan cintakan Tuhan telah begitu menguasai dirinya. Halusnya jiwa perempuan lebih mudah untuk lebih cepat menerima rasa bertuhan. Hawa-hawa kebendaan akan sirna dari lubuk hatinya. Ini semua merupakan buah dari pendisiplinan shalat dan wirid.

Bagaimana menurut Anda?

Wallahu a'lam